SAROLANGUN – Sebuah momen langka terjadi dalam acara silaturahmi Bupati Sarolangun Hurmin bersama Himpunan Keluarga Kerinci di Sarolangun.
Suasana yang awalnya berlangsung penuh keakraban berubah menjadi meriah ketika sang bupati tiba-tiba membawakan lagu Rantak Kudo, salah satu ikon musik tradisi Kerinci.
Tidak banyak yang menyangka bahwa Bupati Hurmin begitu fasih melantunkan pantun khas Rantak Kudo dengan gaya yang hampir sama seperti pemandu lagu dari Rawang, daerah asal tradisi tersebut.
Alunan pantun yang mengalir dari suara emas bupati membuat para tamu terperangah. Kehadirannya di panggung bukan hanya sekadar menyapa warga, tetapi benar-benar ikut menyelami budaya Kerinci yang telah dikenal luas sebagai simbol kebersamaan. Para warga yang hadir langsung menyambut dengan sorakan gembira karena jarang sekali seorang kepala daerah tampil membawakan lagu tradisi dengan kualitas sefasih itu.
Momen tersebut semakin terasa istimewa karena dilakukan dalam suasana silaturahmi yang penuh kehangatan. Warga Kerinci dan Sungai Penuh yang tinggal di Sarolangun tampak bangga ketika budaya kampung halaman mereka dibawakan oleh seorang bupati. Banyak dari mereka yang tidak mampu menahan senyum dan berdecak kagum melihat bagaimana seorang pemimpin daerah begitu menghargai dan mencintai seni tradisi.
Iringan musik Rantak Kudo yang menghentak membuat suasana itu berubah menjadi panggung budaya mini. Beberapa warga langsung ikut berjoget mengikuti ritme khas yang menggugah, memperlihatkan bagaimana musik tradisional mampu menyatukan berbagai kalangan tanpa memandang usia maupun latar belakang. Sorak-sorai kegembiraan pun tak terhindarkan.
Tidak sedikit yang menilai bahwa kejadian tersebut merupakan salah satu momen paling berkesan dalam kegiatan silaturahmi para perantau Kerinci di Sarolangun. Pasalnya, sangat jarang seorang bupati tampil begitu luwes memainkan pantun tradisi, terlebih lagi dengan intonasi dan alunan yang benar-benar menyerupai seniman aslinya. Hal ini membuat acara semarak, penuh tawa, dan sarat nilai kebudayaan.
Kehadiran Bupati Hurmin di tengah masyarakat Kerinci dan Sungai Penuh juga dianggap sebagai simbol kedekatan dan penghormatan. Ia tidak hanya hadir sebagai pejabat, tetapi juga sebagai bagian dari keluarga besar masyarakat yang tinggal di Sarolangun. Hal ini semakin mempererat tali hubungan antara pemerintah daerah dan para perantau.
Sejumlah warga yang hadir bahkan menyebut bahwa momen tersebut menjadi kenangan manis yang sulit dilupakan. Peristiwa itu bukan hanya soal nyanyian, melainkan tentang bagaimana budaya bisa menjadi jembatan yang mempertemukan kebersamaan dalam satu ruang dan waktu. Banyak yang berharap tradisi seperti ini terus dilestarikan dan diperkenalkan lebih luas lagi.
Acara yang sebelumnya dirancang untuk mempererat silaturahmi akhirnya berubah menjadi panggung kebudayaan spontan yang membawa kebahagiaan bagi seluruh warga. Dengan berani tampil membawakan Rantak Kudo, Bupati Hurmin memperlihatkan sisi lain dari seorang pemimpin yang menghargai budaya, merayakan kebersamaan, dan mampu menghadirkan momen langka yang membuat masyarakat bangga.
Penulis : Fanda Yosephta
Editor : Fanda Yosephta









