JAKARTA — Upaya panjang Badan Narkotika Nasional (BNN) memburu buronan kelas kakap Dewi Astutik akhirnya membuahkan hasil. Pengendali penyelundupan sabu senilai Rp 5 triliun itu ditangkap di Sihanoukville, Kamboja, setelah hampir dua tahun berpindah-pindah negara dan menyamarkan identitasnya.
Dewi Astutik ditetapkan sebagai daftar pencarian orang (DPO) sejak 2024. Namun pada pertengahan 2025, namanya kembali mencuat usai terbukti mengendalikan penyelundupan 2 ton sabu melalui perairan Karimun, Kepulauan Riau.
Dalam operasi pengungkapan tersebut, empat WNI yang diamankan mengakui adanya keterlibatan Dewi. Informasi itu memperkuat dugaan BNN bahwa Dewi merupakan bagian dari jaringan internasional yang beroperasi di kawasan Asia Tenggara.
Kepala BNN saat itu, Komjen Marthinus Hukom, menegaskan bahwa jaringan yang dikendalikan Dewi terhubung dengan sindikat narkoba lintas negara. “Dewi Astutik memiliki keterkaitan dengan puncak jaringan dari keempat orang ini,” ujar Marthinus saat konferensi pers di Batam.
Sabu dalam jumlah fantastis itu diketahui diangkut Kapal MT Sea Dragon Tarawa, dikendalikan oleh WN Thailand, Chancai, yang kini juga berstatus buronan internasional.
Ditangkap di Kamboja Setelah Sering Berpindah Negara
Setelah pengungkapan kasus di Karimun, jejak Dewi terendus di Kamboja. Kolaborasi antara BNN, Interpol, dan BAIS akhirnya mengakhiri pelarian Dewi pada 1 Desember 2025.
Dewi langsung diterbangkan ke Jakarta dengan pengawalan ketat untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Kepala BNN, Komjen Suyudi Ario Seto, menyebut Dewi sangat licin. Selain kerap berpindah negara, Dewi juga menjadi bagian inti jaringan internasional seperti Fredy Pratama yang sudah buron sejak 2014.
“Yang bersangkutan terus berpindah dari satu negara ke negara lain. Ini yang membuatnya sulit ditangkap,” kata Suyudi di Bandara Soekarno-Hatta.
Informasi keberadaan Dewi pertama kali diterima BNN pada 17 November 2025. Dari titik yang terlacak di Phnom Penh, operasi gabungan langsung digerakkan hingga berhasil menangkapnya.
Sering Mengubah Penampilan
Jejak pelarian Dewi juga pernah diceritakan tetangganya di Ponorogo. Ia disebut kerap mengubah gaya rambut dan pamit bekerja ke Kamboja setelah Lebaran 2023.
“Awalnya rambutnya pendek, sering berubah-ubah,” ujar Mbah Misiyem, tetangga Dewi.
Dewi bahkan mengaku tidak memiliki pekerjaan tetap dan memilih pergi ke luar negeri karena bosan tinggal di rumah.
Juga Diburu di Korea Selatan
Selain di Indonesia, Dewi juga menjadi buronan Korea Selatan. Ia disebut berperan sebagai rekrutor jaringan narkotika Asia–Afrika.
“Dewi Astutik adalah rekrutor jaringan perdagangan narkotika Asia-Afrika dan menjadi DPO Korea Selatan,” jelas Komjen Suyudi.
BNN menyebut keberhasilan menggagalkan penyelundupan 2 ton sabu setara dengan menyelamatkan 8 juta jiwa dari ancaman narkoba.(***)









