KERINCI — Pemerintah Kabupaten Kerinci kembali menyiapkan hajatan budaya terbesar di daerah itu. Tahun ini, Festival Budaya Kerinci hadir dengan tema “Balik ku Dahin!”, sebuah ajakan untuk menengok kembali akar tradisi setempat lewat busana adat yang menjadi simbol identitas masyarakat.
Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kerinci, Jamal, mengatakan pemilihan tema bukan sekadar mempercantik panggung perayaan. “Dahin bukan hanya pakaian. Ia adalah simbol penghormatan pada leluhur dan nilai yang diwariskan turun-temurun,” ujar Jamal.
Menurut dia, seluruh tamu undangan—termasuk bupati, wakil bupati, hingga pejabat daerah—akan mengenakan dahin pada pembukaan acara. Pemerintah ingin menegaskan komitmen bahwa pelestarian budaya tidak cukup lewat seremoni, tetapi juga melalui representasi visual yang kuat.
Pawai Budaya Turunkan Ribuan Peserta
Agenda yang paling menyedot perhatian publik, Pawai Budaya, diproyeksikan menjadi arak-arakan terbesar dalam beberapa tahun terakhir. Panitia menargetkan sekitar 4.000 peserta, mulai dari pejabat OPD, camat, hingga kepala desa beserta perangkatnya.
Sepanjang rute utama kota, masyarakat akan disuguhi deretan busana tradisional, ornamen khas, serta pertunjukan seni yang menjadi wajah Kerinci. “Dengan peserta lebih banyak dan penampilan menyeragamkan dahin, kami yakin atmosfernya akan jauh lebih hidup,” kata Jamal.
Strategi Wisata dan Penguatan Identitas Lokal
Festival ini bukan sekadar panggung pertunjukan. Pemerintah daerah memanfaatkannya sebagai momentum untuk mendongkrak sektor pariwisata di penghujung tahun. Dengan panorama alam—dari Danau Kerinci hingga Gunung Kerinci—penyelenggara berharap festival bisa menjadi daya tarik tambahan bagi wisatawan.
Di area bazar, para pelaku UMKM lokal kembali mendapat ruang untuk memamerkan produk khas Kerinci. Selama ini, festival menjadi salah satu titik perputaran ekonomi warga.
Sejumlah pemerhati budaya memandang tema “Balik ku Dahin!” sebagai langkah strategis. Mengangkat busana adat ke ruang publik dianggap penting untuk mendorong generasi muda kembali mengakrabi budaya leluhur.
Festival Budaya Kerinci 2025 pun diprediksi menjadi salah satu perhelatan budaya terpadat pengunjung di pengujung tahun. Lewat penekanan pada busana tradisional dahin, pemerintah daerah berharap festival ini bukan hanya meriah, tetapi juga menjadi tonggak pelestarian identitas Kerinci.(fyo)
Penulis : Fanda Yosephta
Editor : Dedi Dora









