Sejarah Suku Kerinci, Etnis Tertua Nusantara Berada di Dataran Tinggi Jambi

Avatar photo

- Jurnalis

Rabu, 3 Desember 2025 - 18:36 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oplus_131072

Oplus_131072

SUNGAIPENUH – Suku Kerinci, atau dikenal sebagai Uhang Kinci, merupakan salah satu etnis tertua di Nusantara yang mendiami wilayah Dataran Tinggi Kerinci, termasuk Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci.

Identitas budaya masyarakat Kerinci terbentuk dari sejarah panjang ribuan tahun, menjadikan daerah ini salah satu pusat peradaban penting di Sumatra.

Berbagai penelitian arkeologi menunjukkan bahwa wilayah Kerinci telah dihuni manusia modern sejak sekitar 15.000 tahun lalu, berdasarkan temuan serpihan obsidian dan tulang hewan di Gua Ulu Tiangko, Merangin. Temuan tersebut menjadi bukti kuat bahwa kawasan ini memiliki peradaban awal yang berkembang secara mandiri.

Migrasi penutur Austronesia sekitar 3.500 tahun lalu membawa perubahan besar. Jejaknya terlihat dari temuan beliung persegi, tembikar merah, dan pola permukiman di Bukit Arat serta Koto Pekih. Bukti paleo-ekologi di kawasan Danau Bento juga menunjukkan aktivitas pertanian padi dan penggembalaan kerbau sejak masa tersebut.

Baca Juga :  Balik Dahin Usai, Pesan Leluhur Menggaung: Jaga Alam, Rawat Kebersamaan, Hidupkan Budaya

Memasuki abad ke-5 hingga 9 Masehi, perkembangan budaya Kerinci ditandai oleh peninggalan megalitik seperti Batu Silindrik, kubur tempayan, hingga jejak rumah panggung. Temuan artefak logam menunjukkan bahwa masyarakat Kerinci sudah menjalin hubungan perdagangan dengan wilayah luar Sumatra.

Dalam catatan sejarah tertulis, nama Kerinci muncul dalam Kitab Undang-Undang Tanjung Tanah, naskah abad ke-14 yang disebut sebagai dokumen hukum Melayu tertua di Asia Tenggara. Di dalamnya, Kerinci disebut Bhumi Kurinci, menegaskan eksistensi wilayah ini sebagai pusat adat yang maju.

Baca Juga :  Festival Budaya Kerinci Usung Tema “Balik ku Dahin!”, Pemerintah Dorong Kebanggaan pada Tradisi

Budaya Kerinci juga dikenal kaya melalui bahasa daerahnya, yang memiliki banyak dialek berbeda antar dusun. Bahasa Kerinci termasuk rumpun Austronesia dan berkerabat dekat dengan bahasa Minangkabau serta Melayu, dengan pengaruh Austroasiatik yang masih tersisa. Fleksibilitas bahasa membuat masyarakat Kerinci fasih berdialog dengan berbagai etnis di sekitarnya.

Sebagai bagian penting dari sejarah Jambi dan Sumatra Barat, perjalanan panjang Suku Kerinci terus menjadi kebanggaan masyarakat lokal. Hingga kini, jejak sejarah dan budaya itu tetap hidup dalam tradisi, bahasa, arsitektur, dan cara hidup masyarakat di dataran tinggi yang subur ini. (***)

Berita Terkait

Tingkatkan PAD, Sungai Penuh Evaluasi Pajak dan Retribusi Daerah
Insiden Uji Coba: Kelistrikan Gedung DPRD Kerinci Bermasalah
Kisah Susy Susanti, Legenda Olimpiade yang Tak Pernah Menaklukkan Asian Games
Kejuaraan Silat Wali Kota Cup Sungai Penuh Tuai Keluhan Atlet Juara
D’Academy 7 Indosiar Tuntas, Para Pemenang Bawa Pulang Hadiah Fantastis
Polres Kerinci Ajak Warga Rayakan Tahun Baru 2026 Tanpa Euforia Berlebihan
Helm Pintar Terbaik dengan Teknologi Keselamatan Canggih
Cara Mengajarkan Anak Mengelola Uang Sesuai Tahap Usia
Berita ini 47 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 29 Desember 2025 - 17:17 WIB

Tingkatkan PAD, Sungai Penuh Evaluasi Pajak dan Retribusi Daerah

Senin, 29 Desember 2025 - 09:22 WIB

Insiden Uji Coba: Kelistrikan Gedung DPRD Kerinci Bermasalah

Senin, 29 Desember 2025 - 04:00 WIB

Kisah Susy Susanti, Legenda Olimpiade yang Tak Pernah Menaklukkan Asian Games

Sabtu, 27 Desember 2025 - 18:51 WIB

Kejuaraan Silat Wali Kota Cup Sungai Penuh Tuai Keluhan Atlet Juara

Sabtu, 27 Desember 2025 - 17:41 WIB

D’Academy 7 Indosiar Tuntas, Para Pemenang Bawa Pulang Hadiah Fantastis

Berita Terbaru