JAKARTA — PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) kembali menunjukkan performa impresif sepanjang sembilan bulan pertama 2025. Emiten penyedia layanan internet itu mencatat lompatan pertumbuhan yang jauh di atas rata-rata industri, seiring meningkatnya kebutuhan koneksi broadband di berbagai wilayah Indonesia.
Kinerja kuat tersebut tercermin dari pendapatan yang naik drastis menjadi Rp68,60 miliar, melesat 195 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Lonjakan terbesar berasal dari lini bisnis utama, yaitu layanan penyedia internet, yang menyumbang Rp67,15 miliar. Sementara itu, segmen jasa konstruksi mulai ikut berkontribusi sebesar Rp1,44 miliar, menandai diversifikasi usaha yang mulai membuahkan hasil.
Pertumbuhan pendapatan ini menggerakkan seluruh indikator profitabilitas. Laba kotor meningkat lebih dari tiga kali lipat menjadi Rp32,42 miliar. Laba usaha meroket dari sebelumnya Rp2,49 miliar menjadi Rp25,27 miliar, atau tumbuh lebih dari 900 persen. Laba bersih mencatatkan kenaikan signifikan hingga 819 persen, mencapai Rp19,37 miliar. INET juga membukukan EBITDA sebesar Rp35,35 miliar, naik tajam dari Rp4,68 miliar, sebuah capaian yang menegaskan membaiknya efisiensi operasional dan arus kas perusahaan.
Di sisi neraca, perusahaan mencatat perkembangan serupa. Total aset hampir dua kali lipat dari posisi akhir 2024, mencapai Rp454,59 miliar. Liabilitas meningkat menjadi Rp93,07 miliar sejalan dengan ekspansi dan penambahan fasilitas pembiayaan. Meski demikian, struktur permodalan tetap berada pada level sehat dengan rasio DER 0,26 kali, yang dinilai konservatif untuk fase ekspansi agresif.
Manajemen INET menyebut kuatnya pertumbuhan aset dan profit sebagai sinyal bahwa perusahaan berada pada momentum yang tepat untuk memperbesar kapasitas jaringan dan memperluas basis pelanggan. Sebagai langkah strategis, INET akan melakukan rights issue senilai maksimal Rp3,2 triliun, yang disebut-sebut sebagai salah satu aksi korporasi terbesar di sektor telekomunikasi pada 2025. Rencana tersebut mencakup penerbitan sampai 12,8 miliar saham baru dengan harga pelaksanaan Rp250 per lembar.
Pemegang saham pengendali, PT Abadi Kreasi Unggul Nusantara (AKUN), memastikan kesiapan penuh dalam menyerap seluruh porsi haknya. AKUN bahkan berkomitmen menjadi pembeli siaga jika terdapat bagian rights yang tidak diambil oleh investor lain.
Rencana penggunaan dana pun telah disusun secara rinci. Sebanyak Rp2,8 triliun akan dialirkan ke PT Garuda Prima Internetindo (GPI) untuk memperluas jaringan dan mengakuisisi dua juta pelanggan baru di Bali dan Lombok. Selanjutnya, Rp213,44 miliar dialokasikan kepada PT Pusat Fiber Indonesia (PFI) untuk pelunasan biaya sewa jaringan bawah laut (IRU). Sementara itu, PT Internet Anak Bangsa (IAB) akan mendapatkan Rp135 miliar sebagai modal kerja untuk percepatan pembangunan jaringan FTTH di Pulau Jawa.
INET menegaskan komitmennya menghadirkan layanan internet berkecepatan tinggi menggunakan teknologi terbaru, termasuk Wi-Fi 7 dan jaringan fiber modern. Perusahaan menargetkan pertumbuhan lebih agresif di pasar hunian hingga segmen bisnis, menyesuaikan dengan kebutuhan digital masyarakat yang terus berkembang.(***)









