Bangkok — Fasilitas utama yang menampung jenazah korban banjir di wilayah Thailand bagian selatan mengalami kelebihan kapasitas seiring meningkatnya jumlah korban tewas menjadi sedikitnya 55 orang. Kondisi ini mendorong otoritas setempat mendatangkan tiga truk berpendingin sebagai tempat penampungan sementara.
Banjir parah melanda sebagian besar Provinsi Songkhla selama beberapa hari terakhir, dengan Kota Hat Yai menjadi area yang terdampak paling berat. Kota tersebut merupakan pusat transportasi dan perdagangan utama di provinsi itu, sehingga banjir berdampak luas pada mobilitas dan aktivitas ekonomi.
Rumah Sakit Songkhla melaporkan bahwa ruang penyimpanan jenazah tidak mampu lagi menampung korban banjir yang terus berdatangan. Seorang petugas kamar jenazah, Charn, menyebut kebutuhan akan tambahan fasilitas sudah mendesak.
Rekaman video yang dibagikan jurnalis AFP menunjukkan truk-truk berpendingin berwarna putih telah diparkir di luar gedung rumah sakit sebagai langkah darurat. Upaya ini dilakukan untuk memastikan penanganan jenazah tetap sesuai prosedur di tengah situasi yang terus berkembang.
Banjir di Thailand selatan dipicu curah hujan tinggi yang turun sepanjang pekan ini. Di Hat Yai, banjir mencapai ketinggian hingga 2,5 meter, merendam rumah, jalan, dan fasilitas umum. Banyak warga memilih mengungsi ke atap rumah sambil menunggu bantuan.
Pemerintah Thailand pada Kamis (27/11) malam mengumumkan lonjakan jumlah korban tewas dari enam menjadi sedikitnya 55 orang. Situasi ini juga memicu evaluasi terhadap penanganan banjir. Pada Jumat (28/11), pemerintah menonaktifkan kepala distrik Hat Yai atas dugaan kelalaian.
Militer Thailand mengerahkan sekitar 200 perahu, 20 helikopter, dan satu kapal induk untuk membantu upaya penyelamatan serta distribusi bantuan. Operasi ini difokuskan pada evakuasi warga dan penguatan akses logistik ke wilayah yang masih terisolasi. (***)