Mengenal Bobibos, Bahan Bakar dari Jerami Buatan Anak Negeri 

Avatar photo

- Jurnalis

Jumat, 7 November 2025 - 23:11 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

CREATOR: gd-jpeg v1.0 (using IJG JPEG v80), quality = 100?

CREATOR: gd-jpeg v1.0 (using IJG JPEG v80), quality = 100?

JAKARTA — Inovasi bahan bakar baru hasil karya anak negeri bernama Bobibos (Bahan Bakar Original Buatan Indonesia Bos) tengah menjadi sorotan publik. Dikenal sebagai bahan bakar alternatif berbasis limbah jerami, Bobibos diklaim memiliki angka oktan (RON) 98 dan disebut-sebut mampu menjadi solusi energi ramah lingkungan sekaligus peluang ekonomi baru bagi masyarakat pedesaan.

Namun, di tengah antusiasme publik, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memilih bersikap hati-hati.

“Kita pelajari dulu ya, kita pelajari dulu,” ujar Menteri ESDM Bahlil Lahadalia singkat saat ditanya wartawan usai rapat dengan Komisi VII DPR, di Jakarta, Selasa (11/11/2025), dikutip dari tayangan KompasTV.

Bahlil menegaskan, pemerintah belum dapat memberikan penilaian resmi sebelum hasil kajian teknis dan uji laboratorium lengkap diterima secara menyeluruh.

Dikembangkan dari Limbah Jerami di Subang

Mengutip laman resmi Bapenda Jawa Barat, Bobibos dikembangkan oleh sekelompok peneliti muda di Lembur Pakuan, Subang, Jawa Barat. Mereka mengolah jerami sisa panen menjadi bahan bakar nabati (BBN) agar petani tidak hanya memperoleh pendapatan dari hasil panen, tetapi juga dari limbah pertanian.

Baca Juga :  Status WA Sering Pecah? Begini Cara Mengunggah Foto dan Video Tetap HD

Dalam uji coba lapangan, mesin traktor diesel yang menggunakan Bobibos menunjukkan hasil positif — mesin berjalan stabil, asap buangan lebih bersih, dan tenaga terasa lebih ringan.
Hasil uji laboratorium Lemigas bahkan mencatat RON mencapai 98,1, setara dengan bahan bakar beroktan tinggi.

Potensi ekonominya juga menjanjikan. Dengan konversi sekitar 3.000 liter bahan bakar per hektar sawah, wilayah seperti Lembur Pakuan yang memiliki 1.000 hektar lahan berpotensi menghasilkan jutaan liter Bobibos setiap tahun.
Selain itu, proses produksinya juga menghasilkan pakan ternak dan pupuk organik, menciptakan rantai ekonomi sirkular yang berkelanjutan di pedesaan.

Akademisi Minta Uji Multidisipliner dan Transparansi Data

Dari sisi akademik, kalangan perguruan tinggi menilai inovasi Bobibos sangat menjanjikan, namun tetap memerlukan uji multidisipliner yang ketat.

Dalam ulasan resminya, Fakultas MIPA Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menegaskan bahwa validasi bahan bakar baru tidak cukup hanya dengan hasil laboratorium tunggal.

“Regulator harus memastikan produk tidak hanya bagus di laboratorium, tapi juga aman, andal, dan berkelanjutan di lapangan,” tulis FMIPA Unesa dalam situs resminya.

Baca Juga :  Purbaya Yudhi Sadewa Tegaskan Dana Bencana Cukup dan Siap Ditambah

Unesa menyoroti empat aspek yang masih menjadi keraguan publik, yakni:

1. Keaslian hasil uji laboratorium,

2. Efek jangka panjang terhadap mesin,

3. Dampak lingkungan yang terukur, dan

4. Kesiapan regulasi serta sistem distribusi nasional.

Akademisi juga mendorong tim pengembang untuk membuka data hasil uji secara transparan, menggandeng lembaga pengujian independen, dan melibatkan BUMN energi maupun industri migas agar dapat memastikan skala produksi dan kepatuhan terhadap regulasi nasional.

“Tanpa keterbukaan dan kolaborasi formal, inovasi berisiko berhenti di tataran viral semata,” tulis FMIPA Unesa mengingatkan.

Langkah Hati-hati Pemerintah Diharapkan Jadi Jaminan Kualitas

Kehadiran Bobibos memang membawa harapan baru di tengah dorongan global untuk beralih ke energi hijau dan berkelanjutan. Namun, pengawasan dan uji validasi yang menyeluruh tetap menjadi kunci utama agar inovasi ini tidak berhenti sebatas tren, melainkan benar-benar memberi manfaat ekonomi dan lingkungan bagi Indonesia.(***)

Berita Terkait

Inara Rusli Akhiri Proses Hukum dengan Insanul Fahmi, Laporan Polisi Dicabut
BRI Buka Kredit Non KUR hingga Rp500 Juta untuk PNS dan PPPK di 2026
KemenPANRB Temui Menkeu, Usulan Kenaikan Gaji ASN Mulai Dibahas
Update Kode Redeem FF 29 Desember 2025: Hadiah Gratis Menjelang Tahun Baru, Ada Skin SG2 & Diamond
Aturan Baru Penghasilan ASN 2026: Gaji PNS, PPPK Full Time, dan Paruh Waktu Dibedakan
Kisah Susy Susanti, Legenda Olimpiade yang Tak Pernah Menaklukkan Asian Games
7 HP Nokia Rp1,5 Jutaan Awal 2026, Desain Mirip iPhone dan Tahan Lama
Bank Emas Resmi Berjalan, Cara Baru Menabung dan Meminjam Emas
Berita ini 3 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 30 Desember 2025 - 01:00 WIB

Inara Rusli Akhiri Proses Hukum dengan Insanul Fahmi, Laporan Polisi Dicabut

Senin, 29 Desember 2025 - 23:00 WIB

BRI Buka Kredit Non KUR hingga Rp500 Juta untuk PNS dan PPPK di 2026

Senin, 29 Desember 2025 - 21:01 WIB

KemenPANRB Temui Menkeu, Usulan Kenaikan Gaji ASN Mulai Dibahas

Senin, 29 Desember 2025 - 06:00 WIB

Aturan Baru Penghasilan ASN 2026: Gaji PNS, PPPK Full Time, dan Paruh Waktu Dibedakan

Senin, 29 Desember 2025 - 04:00 WIB

Kisah Susy Susanti, Legenda Olimpiade yang Tak Pernah Menaklukkan Asian Games

Berita Terbaru