SUNGAIPENUH – Kejuaraan Pencak Silat Wali Kota Cup Sungai Penuh I yang digelar sebagai ajang kompetisi dan pembinaan atlet silat kini menjadi sorotan publik. Sejumlah atlet yang dinyatakan sebagai juara dilaporkan belum menerima medali dan tabanas, meski pertandingan telah rampung.
Keluhan muncul tak lama setelah partai final usai. Beberapa atlet dan orang tua menyayangkan belum diberikannya penghargaan sesuai janji panitia, padahal turnamen ini diikuti dengan antusias oleh ratusan pesilat dari berbagai daerah.
Kejuaraan ini tidak hanya diikuti atlet lokal, tetapi juga dihadiri kontingen dari luar daerah seperti Kabupaten Merangin, Dharmasraya, Solok, Solok Selatan, Tebo, Pesisir Selatan, Lunang Silaut, hingga Kabupaten Kerinci. Dengan cakupan peserta yang luas, kejadian ini pun menyita perhatian publik lintas wilayah.
Turnamen yang memungut biaya pendaftaran sekitar Rp250 ribu per atlet tersebut sebelumnya menjanjikan medali dan tabanas bagi para pemenang.
Salah satu orang tua atlet mengungkapkan rasa kecewa karena anaknya yang berhasil meraih juara belum mendapatkan medali.
“Sudah bertanding, diumumkan juara, tapi medali belum diberikan. Harapannya bisa langsung diterima di arena,” ujarnya.
Kondisi ini dinilai menurunkan semangat atlet, khususnya pesilat usia dini dan remaja yang menjadikan kejuaraan sebagai pengalaman berharga dalam perjalanan prestasi mereka.
Salah satu atlet yang disebut terdampak adalah Muhammad Iqram, pesilat yang tampil di kategori Seni Tunggal Pra Remaja Dini dan Laga Pra Remaja. Ia sukses meraih dua gelar juara, namun masih menunggu kepastian terkait pemberian medali.
Ketua Panitia Kejuaraan, Rizki Rahman, memberikan klarifikasi terkait persoalan tersebut. Ia menyebutkan bahwa secara umum kegiatan berjalan lancar, namun terdapat kendala teknis pada pendataan dan distribusi medali.
“Rekapitulasi dilakukan oleh tim IT. Ada kemungkinan kesalahan teknis, khususnya atlet yang tidak bertanding atau tidak memiliki lawan,” jelasnya.
Ia juga mengungkapkan adanya kekeliruan dalam pengiriman medali, di mana jumlah medali emas tidak sesuai kebutuhan, sementara medali perak justru berlebih.
“Panitia sudah mengumumkan di grup peserta. Atlet dipersilakan datang ke sekretariat panitia untuk penyelesaian,” tambahnya.
Meski klarifikasi telah disampaikan, para peserta berharap penyelesaian dapat dilakukan secara cepat dan transparan. Evaluasi menyeluruh juga diharapkan menjadi perhatian serius ke depan agar kejuaraan pencak silat berikutnya dapat berjalan lebih profesional.
Kejuaraan pencak silat sejatinya menjadi wadah pembinaan, prestasi, dan pelestarian budaya. Para atlet berharap ajang seperti ini benar-benar memberikan pengalaman positif dan penghargaan yang layak atas jerih payah mereka.(ded/***)
Editor : Dedi Dora









